Friday, June 12, 2009

6 Langkah Memperbaiki Sistem Keuangan Negara

Saat menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) 2008 kepada Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengharapkan pemerintah dan DPD memperbaiki kelemahan sistem keuangan negara, terutama untuk bagian transparasi dan akuntabilitas fiskal.

"Ini merupakan kunci pokok bagi suksesnya pembangunan nasional dan reformasi nasional kita dalam mewujudkan demokrasi politik, otonomi daerah, dan globalisasi perekonomian nasional," kata Ketua BPK Anwar Nasution ketika menyerahkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) LKPP tahun 2008 kepada pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/6).

Menurut Anwar, ada 6 langkah yang bisa dilakukan dalam usaha memperbaiki kelemahan tersebut.

1. Perlunya menerapkan treasury single account secara utuh menyeluruh.

2. Perlunya penerapan anggaran berbasis kinerja dan akrual.

3. Perlunya sistem aplikasi penyusunan laporan keuangan pemerintah yang terintegrasi dan andal.

4. Perlunya kebijakan tentang pengadaan sumber daya manusia di bidang akuntansi.

5. Perlunya quality assurance berupa penataan kembali fungsi pengawasan internal, seperti BPKP, inspektorat jenderal/satuan pengendali intern, dan badan pengawasan daerah.

6. Menyarankan kepada DPR, DPD, DPRD provinsi/kabupaten/kota untuk membentuk Panitia Akuntabilitas Publik agar dapat mendorong pemerintah menindaklanjuti hasil pemeriksaan BPK dan memantau pelaksanaan APBN dan APBD secara keseluruhan.

dikutip kembali by:wansset71 dari sumber:KOMPAS.com

Asumsi Makro 2010 Disepakati

Pemerintah dan Komisi XI DPR RI menyepakati besaran asumsi makro untuk RAPBN 2010.
Dalam rapat yang dihadiri Ketua Komisi XI Ahmad Hafis Zawawi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Negara PPN/ Kepala Bappenas Paskah Suzetta, dan Pejabat (Pjs) Gubernur Bank Indonesia (BI) Miranda S Goeltom menyepakati :

1. Asumsi Makro Pertumbuhan Ekonomi 2010 sebesar 5% - 6%
2. Inflasi disepakati sebesar 4% - 6%
3. Tingkat Suku Bunga SBI tiga bulan sebesar 6% - 7,5%
4. Asumsi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS di Rp 10.000,- - 10.500,-

Usul Pemerintah sebelumnya

1. Asumsi Makro Pertumbuhan Ekonomi 2010 sebesar 5% - 6%
2. Inflasi sebesar 4,5% - 5,5%
3. Tingkat Suku Bunga SBI tiga bulan sebesar 6% - 7%
4. Asumsi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS di Rp 9.500,- - 10.500,-

Lembaga-lembaga lain sebagaimana disampaikan Sri Mulyani rata-rata berasumsi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2010 3% - 4%. Lembaga-lembaga ini cenderung lebih pesimistis, sedangkan pemerintah cenderung realistis. Sedangkan Miranda S Goeltom menawarkan asumsi pertumbuhan ekonomi 2010 versi BI yang lebih pesimistis yaitu 4%-5%

wansset71
Sumber: Media Indonesia

Thursday, June 04, 2009

Motivasi Hari Ini

Kesempatan selalu ada. Biarkanlah kailmu terus siaga. Di dalam kolam yang paling tidak kau harapkan, seringkali ikan berada di sana. (Ovid)

Wednesday, June 03, 2009

Rumusan Rahasia Blogging

Akhirnya setelah beberapa lama setelah sudah cukup lama mengenal Mas Joko lewat Formula Bisnisnya dan sudah ikut menikmati resellernya, rasanya boleh juga kalo saya perlu tingkatkan cara ber blogging saya...Setelah sekian lama saya hanya melihat-lihat gambar hijaunya itu ..akhirnya saya ikut juga program Rahasia Blogging nya Mas Joko.

Pagi itu transfer, pagi itu juga sudah dapat menikmati uraian lugasnya Mas Joko. Tulisannya sungguh menghipnotis dan menohok. Makasih mas Joko, saya akan ikuti mulai dari perubahan mindset berblogging

Jangan ketinggalan untuk mengetahui bahwa blogging tidak sekedar hobi, tapi blogging adalah bisnis

Semoga Sukses

Salam

wansset71

Tuesday, June 02, 2009

Anggaran Berbasis Kinerja (Bagian II-Terakhir)

Salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan belanja daerah adalah Analisa Standar Biaya (ASB). Alokasi belanja ke dalam aktivitas untuk menghasilkan output seringkali tanpa disertai alasan dan justifikasi yang kuat. ASB mendorong penetapan biaya dan pengalokasian anggaran kepada setiap aktivitas unit kerja menjadi lebih logis dan mendorong dicapainya efisiensi secara terus-menerus karena adanya pembandingan (benchmarking) biaya per unit setiap output dan diperoleh praktek-praktek terbaik (best practices) dalam desain aktivitas. Dalam rangka penyusunan analisis biaya diperlukan prosedur-prosedur yang dapat menjawab pertanyaan berikut :

1. Berapa biaya yang harus dibebankan pada suatu pelayanan sehingga dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan pelayanan tersebut?
2. Apakah lebih efektif jika kita mengontrakkan pelayanan kepada pihak luar daripada melaksanakannya sendiri?
3. Jika kita meningkatkan/menurunkan volume pelayanan, apa pengaruhnya pada biaya yang akan kita keluarkan? Biaya apa yang akan berubah dan berapa banyak perubahannya?
4. Biaya pelayanan apa yang harus dibayar tahun ini bila dibanding dengan tahun selanjutnya?

Formulasi Analisis Standar Belanja
Untuk melakukan perhitungan ASB, unit kerja terkait perlu terlebih dahulu mengidentifikasi belanja yang terdiri dari :

* Belanja Langsung
* Belanja Tidak Langsung

TOTAL BELANJA : BELANJA LANGSUNG + BELANJA TIDAK LANGSUNG

Karakteristik belanja langsung adalah bahwa input (alokasi belanja) yang ditetapkan dapat diukur dan diperbandingkan dengan output yang dihasilkan. Sedangkan belanja tidak langsung, pada dasarya merupakan belanja yang digunakan secara bersama-sama (common cost) untuk melaksanakan seluruh program atau kegiatan unit kerja. Oleh karena itu dalam penghitungan ASB, anggaran belanja tidak langsung dalam satu tahun anggaran harus dialokasikan ke setiap program atau kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Pengalokasian belanja tidak langsung dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1. Alokasi rata-rata sederhana yaitu metode alokasi anggarun belanja tidak langsung ke setiap kegiatan non investasi dengan cara membagi jumlah anggaran yang dialokasikan dengan jumlah kegiatan non investasi.
2. Alokasi bobot belanja langsung yaitu metode alokasi anggaran belanja tidak langsung ke setiap kegiatan non investasi berdasarkan besarnya bobot (nilai relatif) belanja langsung dari kegiatan non investasi yang bersangkutan.

Program atau kegiatan yang memperoleh alokasi belanja tidak langsung adalah program atau kegiatan non investasi. Program atau kegiatan investasi yang menambah aset daerah tidak menerima alokasi anggaran tahunan belanja tidak langsung, karena output program atau kegiatan investasi adalah berupa aset daerah yang dimanfaatkan lebih dari satu tahun anggaran. ASB merupakan hasil penjumlahan belanja langsung setiap program atau kegiatan dengan belanja tidak langsung yang dialokasikan pada program atau kegiatan yang bersangkutan.

Perhitungan ASB tidak dapat distandarisasi antara propinsi/kabupaten/kota dengan propinsi/kabupaten/kota lainnya karena standarisasi harga antara suatu tempat dengan tempat lainnya dapat berbeda. Misalnya harga obat di Jawa Barat dengan Papua sangat berbeda. Demikian juga, tarif perjalanan dinas, honor-honor dll dapat berbeda antara Jawa Barat dan Papua. Secara ringkas dari uraian tersebut di atas, pada dasarnya menjelaskan bahwa ABK disusun harus ada keterkaitan tahapan secara menyeluruh.

Penyusunan ABK dimulai dengan menetapkan renstra yang menjelaskan visi, misi dan tujuan dari unit kerja, serta pendefinisian program yang hendak dilaksanakan beserta kegiatan-kegiatan yang mendukung program tersebut. Selanjutnya ditetapkan rencana kinerja tahunan yang mencakup tujuan/sasaran, program, kegiatan, indikator dan target yang ingin dicapai dalam waktu satu tahun. Penetapan target kinerja pada program terlihat dari indikator outcome, sedangkan penetapan target kinerja kegiatan terlihat dari indikator output nya. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup kegiatan tugas pokok dan fungsi (pelayanan, pemeliharaan, administrasi umum) dan kegiatan dalam rangka belanja investasi. Menghitung besarnya alokasi anggaran pada setiap kegiatan dimulai dengan menganalisis beban kerja pada setiap kegiatan. Analisis beban kerja dan perhitungan biaya per unit menggunakan indikator efisiensi dan input sebagai dasar dari perhitungan standar biaya. Lingkup pengalokasian anggaran dan perhitungan total biayanya merupakan suatu ASB.

Prinsip-Prinsip Penganggaran
l) Transparansi dan akuntabilitas anggaran APBN/D harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan. Oleh karena itu, anggota masyarakat berhak mengetahui proses anggaran dalam menyalurkan aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat. Selain itu, masyarakat juga berhak menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut.

2) Disiplin anggaran
Pendapatan yang direncanakan harus dapat terukur secara rasional dan dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja dan didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan/proyek yang belum/tidak tersedia anggarannya.

3) Keadilan anggaran
Pemerintah pusat/daerah wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya secara adil tanpa diskriminasi sehingga dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat dalam pemberian pelayanan.

4) Efisiensi dan efektifitas anggaran
Setiap kegiatan yang direncanakan harus efektif dalam pencapaian kinerjanya dan efisien dalam pengalokasian dananya.

5) Disusun dengan pendekatan kinerja
Anggaran disusun dengan mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sebanding atau lebih besar dari biaya atau input yang telah ditetapkan (RP-SB).

Centre for Development of Accountancy and Finance

Sumber:http://www.anggaran.depkeu.go.id
by: wansset71

Anggaran Berbasis Kinerja (Bagian I)

Sebelum berlakunya sistem Anggaran Berbasis Kinerja, metode penganggaran yang digunakan adalah metoda tradisional atau item line budget. Cara penyusunan anggaran ini tidak didasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang telah ditentukan, namun lebih dititikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran dan sistem pertanggung jawabannya tidak diperiksa dan diteliti apakah dana tersebut telah digunakan secara efektif dan efisien atau tidak. Tolok ukur keberhasilan hanya ditunjukkan dengan adanya keseimbangan anggaran antara pendapatan dan belanja namun jika anggaran tersebut defisit atau surplus berarti pelaksanaan anggaran tersebut gagal. Dalam perkembangannya, muncullah sistematika anggaran kinerja yang diartikan sebagai suatu bentuk anggaran yang sumber-sumbernya dihubungkan dengan hasil dari pelayanan.

Anggaran kinerja mencerminkan beberapa hal. Pertama, maksud dan tujuan permintaan dana. Kedua, biaya dari program-program yang diusulkan dalam mencapai tujuan ini. Dan yang ketiga, data kuantitatif yang dapat mengukur pencapaian serta pekerjaan yang dilaksanakan untuk tiap-tiap program. Penganggaran dengan pendekatan kinerja ini berfokus pada efisiensi penyelenggaraan suatu aktivitas. Efisiensi itu sendiri adalah perbandingan antara output dengan input. Suatu aktivitas dikatakan efisien, apabila output yang dihasilkan lebih besar dengan input yang sama, atau output yang dihasilkan adalah sama dengan input yang lebih sedikit. Anggaran ini tidak hanya didasarkan pada apa yang dibelanjakan saja, seperti yang terjadi pada sistem anggaran tradisional, tetapi juga didasarkan pada tujuan/rencana tertentu yang pelaksanaannya perlu disusun atau didukung oleh suatu anggaran biaya yang cukup dan penggunaan biaya tersebut harus efisien dan efektif.

Berbeda dengan penganggaran dengan pendekatan tradisional, penganggaran dengan pendekatan kinerja ini disusun dengan orientasi output. Jadi, apabila kita menyusun anggaran dengan pendekatan kinerja, maka mindset kita harus fokus pada "apa yang ingin dicapai". Kalau fokus ke "output", berarti pemikiran tentang "tujuan" kegiatan harus sudah tercakup di setiap langkah ketika menyusun anggaran. Sistem ini menitikberatkan pada segi penatalaksanaan sehingga selain efisiensi penggunaan dana juga hasil kerjanya diperiksa. Jadi, tolok ukur keberhasilan sistem anggaran ini adalah performance atau prestasi dari tujuan atau hasil anggaran dengan menggunakan dana secara efisien. Dengan membangun suatu sistem penganggaran yang dapat memadukan perencanaan kinerja dengan anggaran tahunan akan terlihat adanya keterkaitan antara dana yang tersedia dengan hasil yang diharapkan. Sistem penganggaran seperti ini disebut juga dengan Anggaran Berbasis Kinerja (ABK).

Siklus anggaran adalah masa atau jangka waktu mulai saat anggaran disusun sampai dengan saat perhitungan anggaran disahkan dengan undang-undang. Siklus anggaran berbeda dengan tahun anggaran. Tahun anggaran adalah masa satu tahun untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan anggaran atau waktu di mana anggaran tersebut dipertanggungjawabkan. Jelaslah, bahwa siklus anggaran bisa mencakup tahun anggaran atau melebihi tahun anggaran karena pada dasarnya, berakhirnya suatu siklus anggaran diakhiri dengan perhitungan anggaran yang disahkan oleh undang-undang. Siklus anggaran terdiri dari beberapa tahap (fase) yaitu :

1. Tahap penyusunan anggaran
2. Tahap pengesahan anggaran
3. Tahap pelaksanaan anggaran
4. Tahap pegawasan peaksanaan anggaran
5. Tahap pengesahan perhitungan anggaran

Untuk dapat menyusun Anggaran Berbasis Kinerja terlebih dahulu harus disusun perencanaan strategik (Renstra). Penyusunan Renstra dilakukan secara obyektif dan melibatkan seluruh komponen yang ada di dalam pemerintahan dan masyarakat. Agar sistem dapat berjalan dengan baik perlu ditetapkan beberapa hal yang sangat menentukan yaitu standar harga, tolok ukur kinerja dan Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan. Pengukuran kinerja (tolok ukur) digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan sasaran dan tugas yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi pemerintah daerah. Salah satu aspek yang diukur dalam penilaian kinerja pemerintah daerah adalah aspek keuangan berupa ABK. Untuk melakukan suatu pengukuran kinerja perlu ditetapkan indikator-indikator terlebih dahulu antara lain indikator masukan (input) berupa dana, sumber daya manusia dan metode kerja. Agar input dapat diinformasikan dengan akurat dalam suatu anggaran, maka perlu dilakukan penilaian terhadap kewajarannya. Dalam menilai kewajaran input dengan keluaran (output) yang dihasilkan, peran Analisa Standar Biaya (ASB) sangat diperlukan. ASB adalah penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.

Ruang lingkup ABK

1. Menentukan Visi dan misi (yang mencerminkan strategi organisasi), tujuan, sasaran, dan target.
Penentuan visi, misi, tujuan, sasaran, dan target merupakan tahap pertama yang harus ditetapkan suatu organisasi dan menjadi tujuan tertinggi yang hendak dicapai sehingga setiap indikator kinerja harus dikaitkan dengan komponen tersebut. Oleh karena itu, penentuan komponen-komponen tidak hanya ditentukan oleh pemerintah tetapi juga mengikutsertakan masyarakat sehingga dapat diperoleh informasi mengenai kebutuhan publik.
2. Menentukan Indikator Kinerja.
Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, indikator kinerja harus merupakan suatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahapan perencanaan, tahap pelaksanaan maupun tahap setelah kegiatan selesai dan bermanfaat (berfungsi). Indikator kinerja meliputi :
1. Masukan (Input) adalah sumber daya yang digunakan dalam suatu proses untuk menghasilkan keluaran yang telah direncanakan dan ditetapkan sebelumnya. Indikator masukan meliputi dana, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, data dan informasi lainnya yang diperlukan.
2. Keluaran (Output) adalah sesuatu yang terjadi akibat proses tertentu dengan menggunakan masukan yang telah ditetapkan. Indikator keluaran dijadikan landasan untuk menilai kemajuan suatu aktivitas atau tolok ukur dikaitkan dengan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dengan baik dan terukur.
3. Hasil (Outcome) adalah suatu keluaran yang dapat langsung digunakan atau hasil nyata dari suatu keluaran. Indikator hasil adalah sasaran program yang telah ditetapkan.
4. Manfaat (Benefit) adalah nilai tambah dari suatu hasil yang manfaatnya akan nampak setelah beberapa waktu kemudian. Indikator manfaat menunjukkan hal-hal yang diharapkan dicapai bila keluaran dapat diselesaikan dan berfungsi secara optimal.
5. Dampak (Impact) pengaruh atau akibat yang ditimbulkan oleh manfaat dari suatu kegiatan. Indikator dampak merupakan akumulasi dari beberapa manfaat yang terjadi, dampaknya baru terlihat setelah beberapa waktu kemudian.
3. Evaluasi dan pengambilan keputusan terhadap pemilihan dan prioritas program.
4. Kegiatan ini meliputi penyusunan peringkat-peringkat alternatif dan selanjutnya mengambil keputusan atas program/kegiatan yang dianggap menjadi prioritas. Dilakukannya pemilihan dan prioritas program/kegiatan mengingat sumber daya yang terbatas. Analisa Standar Biaya (ASB)
ASB merupakan standar biaya suatu program/kegiatan sehingga alokasi anggaran menjadi lebih rasional. Dilakukannya ASB dapat meminimalisir kesepakatan antara eksekutif dan legislatif untuk melonggarkan alokasi anggaran pada tiap-tiap unit kerja sehingga anggaran tersebut tidak efisien. Dalam menyusun ABK perlu memperhatikan prinsip-prinsip penganggaran, perolehan data dalam membuat keputusan anggaran, siklus perencanaan anggaran daerah, struktur APBN/D, dan penggunaan ASB. Dalam menyusun ABK yang perlu mendapat perhatian adalah memperoleh data kuantitatif dan membuat keputusan penganggarannya.

Perolehan data kuantitatif bertujuan untuk :

* memperoleh informasi dan pemahaman berbagai program yang menghasilkan output dan outcome yang diharapkan.
* menjelaskan bagaimana manfaat setiap program bagi rencana strategis. Berdasarkan data kuantitatif tersebut dilakukan pemilihan dan prioritas program yang melibatkan tiap level dari manajemen pemerintahan. (RP-SB)

Centre for Development of Accountancy and Finance

Sumber:Situs://www.anggaran.depkeu.go.id
by wansset71

Pagi yang Penuh Rahmat

Tidakkah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada Nya bertasbih apa yang dilangit dan dibumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) shalat dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan (QS. 24 Annur:41)

Tadi pagi, ketika bangun tidur saya mendapati kedua anak yang sudah besar bangun, Alhamdulillah sedang mengerjakan PR Kumon hariannya. Tak lama kedengaran adzan shubuh mengumandang, aku ajak anakku ke musholla. Untungnya dengan senang hati...mau ikut...biasanya agak segan tuk berangkat.

Setiap fajar datang adalah awal yang terbaik yang dihidangkan Allah kepada hamba-hamba Nya. Siapa yang mengambilnya pertama kali, dia akan beruntung. Nikmat pertama kehidupan dimulai dengan bangun sebelum waktu fajar masuk. Nabi memberi pelajaran dengan do'a "Alhamdulillahi ladzi ahyaanaa ba'da maa amaatana wa ilayhinnusyuur" (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada Nyalah kami akan dikumpulkan.

Hebat sekali ajaran Nabi kita melalui doa bangun tidur ini. Masih pagi sekali kita sudah diwajibkan menyanjung dan mengagungkan Allah. Pencipta alam semesta. Kemudian menyadari bahwa hidup adalah sebuah nikmat Allah, dan menyadari kematian adalah sesuatu yang begitu dekat dengan kehidupan. Tidur yang saya lakukan adalah "mati kecil" yang saya alami setiap hari. Seperti halnya "kematian" saya tadi malam, shubuh hari ini pun bangun dan hidup kembali. Maka sayapun sadar bahwa setelah kematian kecil yang akan terjadi setiap malam ini pasti kematian besar akan datang. Malaikat Izrail pasti akan melaksanakan tugasnya kepada saya, sebagaimana yang telah dia lakukan kepada orang-orang yang telah mendahului saya...kemudian setelah kematian besar nanti pasti akan ada bangun dan hidup kembali...wailaihinnusyuur (dan kepada Nya akan dikumpulkan), jadi hari ini harus saya isi dengan keyakinan ini. Oh inilah awal kehidupan dengan landasan iman kepada hari Akhirat.

Setelah berwudlu dan berkemas, kami berangkat ke Musholla Nurul Falah. Saya langsung mendapatkan nyamannya udara subhh ketika membuka pintu rumah. Kesegaran langsung terasa membuka pintu rumah. Kesegaran langsung memenuhi rongga dada saya, subhanallah ini sebuah nikmat besar yang dilalaikan banyak orang...karena ketika tiba di jalan sungguh sedikit orang yang berjalan menuju Musholla...Allahu Akbar alangkh hebatnya kehidupan seorang muslim jika terbiasa sholat subuh di masjid. Mereka yang tidak berjalan menuju masjid waktu subuh ini jelas tidak memperoleh udara yang sangat bersih ini, betul-betul terasa menyehatkan.

Sepanjang jalan kami dengar adzan berkumandang bukan hanya dari mushollah yang kami datangi, tetapi dari masjid-masjid lain yang jauh jaraknya. Loud speaker membuat suara-suara adzan saling bersahutan di udara, terdengar indah sekali....Allah Maha Besar, tidak yang wajib yang disembah selain hanya Allah, marilah sholat, marilah meraih kejayaan (kemenangan dan kesuksesan), sholat itu lebih baik daripada tidur Allah Maha Besar...Setiap kalimat yang dikumandangkan muadzi ini adalah kebenaran abadi yang terus menerus berulang setiap hai, namun sedikit sekali orang yang merasakannya...Sebab terlalu sedikit orang yang menyambutnya...sebagian besar orang meringkuk tidur di atas kasurnya...

Sebagian besar ummat Islam belum menyambut seruan yang menguntungkan ini, Alahngkah ruginya...Astaghfirullahal adzhim saya pun suatu kali pernah seperti itu,,saya kini menyesal...Ya Allah jaga kami melaksanakan sholat shubuh berjamaah.

Langkah kaki saya menuju mushollah ini dipastikan memiliki nilai yang berbeda dan istimewa daripada lanhkah-langkah kaki saya yang lainnya. Saya teringat percakapan Rasulullah Sholllallahu Alaihi Wa Sallam dan sahabat beliau:

"Maukah Aku beritahu apa yang dapat menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajat?" kata Rosulullah. Para sahabat menjawab" baik ya Rosulullah, "Berwudlu dengan baik, menghilangkan kotoran-kotoran, banyak langkah diayunkan menuju masjid, dan menunggu shalat sesudah sholat. Itulah kewaspadaan (kesiagaan)." HR Muslim

Setiap langkah seorang muslim menuju masjid untuk sholat berjamaah menghapus dosa dan menaikkan derajatnya. Apalagi jika dilakukan di subuh hari, disaat mayoritas orang meninggalkan pekerjaan mulia ini.

Sambil berjalan, adzan yang menggema itu saya ikuti setiap kalimatnya sesuai dengan petunjuk Nabi Kita Shollallu Alaihi Wasallam. Setelah adzan selesai saya berdoa, memohon kepada Allah syafaat Rosulullah Shollallau Alaihi Wa Sallam yang dijanjikan bagi kita semua..

Barangsiapa mengucapkan (doa) setelah mendengar suara muadzin "Ya Allah Robb seruan (adzan) yang sempurna ini dan sholat yang ditegakkan, karuniakanlah kepada Muhammad derajat dan kemuliaan yang tinggi dan kedudukan yang terpuji yang Engkau janjikan untukya." Maka patut baginya memperoleh syafaat pada hari kiamat. (HR. Al Bukhori)

Saya masuki masjid dengan kaki kanan lebih dahulu, ini pun ajaran Nabi kita tercinta,,Sambil mengayun kaki kanan saya memohon agar pintu-pintu rahmat Allah dibukakan untuk saya. Allahummafthlii abwaba rohmatika (ya Allah bukakanlah bagikun pintu-pintu rahmat Mu)

Saya mengerti bahwa rahmat (kasih sayang) Allah banyak sekali bahkan tak terhingga jumlahnya. Namun di masjid terdapat kumpulan rahmat terhebat karena setiap Masjid merupakan baitun min buyuutillah (rumah diantara rumah-rumah Allah). Karenanya dari masjid-masjidlah rahmat Allah berkembang, menynebar ke seluruh penjuru tempat lainnya, di seluruh permukaan bumi...jadi, sebagai pemburu rahmat Allah saya memulai dengan langkah yang benar yaitu memasuki rumah Allah yang penuh berkah. Saya jadi ingat firman Allah yang menggambarkan keistimewaan masjid ini...

"Bertasbih kepada Allah di masjid-msjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah, mendirikan sholat, dan membayarkan zakat. Mereka takut pada suatu har yang (dihari) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS An Nuur:36-37"

Seperti kita ketahui jamaah masjid waktu sholat shubuh tidak sebanyak waktu sholat maghrib dan isya...tetangga-tetangga saya sebagaimana kebanyakan orang tentu banyak yang tidak tahu nilai kehebatan sholat shubuh berjamaah di masjid ini sehingga mereka tidak berlomba-lomba mengikuti program rutin ini.

Alangkah keberuntungan saya,,,,Subuh ini saya mulau aktifitas bertakbir, tahmid dan tasbih sesuai yang diajarkan oleh Nabi Shollallahu Alaihi Wa Sallam...Akitivitas yang juga dilakukan oleh semesta raya ciptaan Allah.

"Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada didalamnya bertasbih dengan memuji-Nya. tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS Al-Israa:44)

Di Musholla ini saya tenggelam dengan rahmat Allah Jiwa saya berada di dalam genggamanNYa..Ubun-uun saya berada dalam kekuasaanNya.,Saya ikuti sholat berjamaah dengan rasa kenikmatan luarbiasa, ketika ruku dan sujud saya merasakan diri saya sebagai bagian dari alam semesta yang senantiasa ruku' dan sujud di hadapan Allah Ta'ala.

"Tidakkah kami tahu bahwasanya Allah; kepada Nya bertasbih apa yang dilangit dan dibumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sholat dan tasbihnya, dan Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan" (QS An Nuur : 41)

Sholat subuh disaksikan oleh para malaikat yang setiap saat senantiasa ruku dan sujur serta bertasbih menyanjung Allah, malaikat yang selalu mendoakan orang-orang beriman.

"Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) shubuh. Sesungguhnya sholaty shubuh itu disaksikan (oleh Malaikat)" QS Al Israa:78

Subhanallah, ini lah sholat yang paling istimew setiap harinya. Begitu ringkas dan sederhana, hanya dua rokaat namun disaksikan oleh para malaikat. Alangkah nikmatnya orang-orang beriman karena hari-harinya didoakan oleh para malaikat yang senantiasa taat kepada Allah...

Hampir saja langit itu pecah dari atasnya (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih serta memuji Tuhannya dan memohonkan ampun bagi orang-orang yang ada di bumi. Ingatlah bahwa sesungguhnya Allah Dia lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Asyyuroo:5)

Sekitar 130 tahun lalu Rosulullah SAW juga telah mendoakan kaum muslimin yang bangun di subuh hari " Ya Allah berkahilah ummatku pada pagi hari mereka" (HR Attirmidzi dan Ahmad)

Duhai muslimin mengapa Anda tidak mengejar doa malaikat dan Nabi Muhammad SAW ini, niklatilah hidupmu di awalnya, bangunlah sebelum fajar kemudian sholat shubuh berjamaah.

Semoga kami bisa menjalaninya,,,amien.

Inspiring from Buletin Jum'at Marhamah
Tulisan: Ust. H. Aus Hidayat Nur
ditulis kembali by: wansset71